PEMANTAPAN AQIDAH ASWAJA
AN NAHDLIYAH DALAM MENGHADAPI
MEREBAKNYA PAHAM-PAHAM YANG BERSEBERANGAN DENGAN AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
Disampaikan
dalam acara
PELATIHAN
ASWAJA
FATAYAT NU ANCAB AMBULU
Oleh: Siti Habiba
Di Aula MWC NU
Ambulu
Ahad, 15 April
2012
PEMANTAPAN AQIDAH ASWAJA ANNAHDLIYAH DALAM MENGHADAPI MEREBAKNYA PAHAM-PAHAM YANG BERSEBERANGAN DENGAN AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH Oleh : Siti
Habibah
IFTITAH / PEMBUKAAN
Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarga
dan para sahabatnya. Seiring dengan merebaknya berbagai paham yang menyimpang di kalangan masyarakat kita, seperti tasybih
(menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), takfir pengkafiran) tanpa alasan, penolakan dan
pengingkaran terhadap empat madzhab dan lain-lain, maka pemahaman dan pengajaran aqidah Ahlussunnah
Wal Jama’ah harus kembali ditekankan.
Karena aqidah ini adalah aqidah mayoritas umat
Islam, dari masa Rasulullah hingga kini, aqidah golongan yang selamat (al
Firqah an-Najiyah). Karena itulah para ulama empat madzhab menulis berbagai
karya, dari mulai tulisan mukhtasharat (ringkasan) hingga muthawwalat (buku-buku besar) dalam
menerangkan aqidah Ahlussunnah hingga sampailah pada kita.
Aqidah sunniyyah adalah aqidah yang
telah disepakati kebenarannya oleh segenap kaum muslimin di seluruh penjuru
bumi. Aqidah inilah aqidah yang telah dibawa oleh Rasulullah dan para sahabat.
Aqidah ini kemudian dijelaskan kembali berikut dengan dalil dalil naqli dan
aqli serta bantahan terhadap golongan-golongan yang menyempal atau mengingkari oleh dua imam besar; al Imam Abu al Hasan al
Asy’ari dan Al Imam Abu Manshur al Maturidi -semoga Allah meridlai keduanya-.
Akhirnya pada awal abad IV H Ahlussunnah dikenal dengan nama baru al Asya’irah
dan al Maturidiyyah. Mereka adalah mayoritas umat yang tergabung dalam pengikut
madzhab empat.
Sesuatu yang patut disayangkan
adalah merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah Ahlussunnah dengan klaim sebagai Ahlussunnah. Seperti
paham yang mengatakan bahwa Allah bersemayam
di atas ‘Arsy atau Kursi (sebagian mereka menyatakan di langit), mengharamkan
ziarah kubur, memusyrikkan orang yang bertawassul,
menyatakan semua bid’ah (hal yang tidak disebut secara eksplisit dalam al
Qur’an dan Sunnah) adalah sesat, dan banyak hal lainnya. Bahkan pada kurun
terakhir ini telah timbul paham baru – mengikut paham salah satu sub sekte
Khawarij– yang mengkafirkan penduduk suatu negara yang tidak memakai syariat
Islam. Mereka mengkafirkan semua orang, baik yang duduk dalam pemerintahan
negara tersebut maupun rakyat biasa.
Paham-paham inilah yang mulai merebak di masyarakat kita. Paham-paham yang
jelas-jelas menyalahi apa yang telah disepakati oleh Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Saya berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun naskah ini ,karena keterbatasan yang da bila ada kekurangan hanya kata maaflah yang bisa saya sampaikan. Semoga
makalah ini menjadi penawar bagi kegelisahan– kegelisahan bagi keluarga besar
FATAYAT NU dan keluarga besar NU se
kecamatan Ambulu.. Makalah ini adalah Ringkasan
tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah dan Hujah Nahdlatul
Ulama’ merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah Ahlussunnah
dengan klaim sebagai Ahlussunnah. Semoga Ahlussunnah Wal Jama’ah yang secara
berkesinambungan diwarisi oleh masyarakat
muslim Indonesia dari generasi ke generasi.
BAB 1.
Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah
A. Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah
أَمَّا اَهْلُ السُّنَّةِ
فَهُمْ أَهْلُ التَّفْسِيْرِ وَالْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ فَإِنَّهُمْ
الْمُهْتَدُوْنَ الْمَتَمَسِّكُوْنَ بِسُنَّةِ النَّبِيِّ
وَالْخُلَفَاءِ بَعْدَهُ الرَّاشِدِيْنَ وَهُم ُ الطَّائِفَةُ
النَّاجِيَةُ. قَالُوا وَقَدْ اجتَمَعَتِ الْيَوْمَ فيِ مَذَاهِبَ أَرْبَعَةٍ
الْحَنَفِيُّوْنَ وَالشَّافِعِيُّوْنَ وَالْمَالِكِيُّوْنَ وَالْحَنْبَلِيُّوْنَ.
(زيادات تعليقات, ص 23-24)
Adapun Ahlussunnah
Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqh. Merekalah
yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahnya. Mereka adalah kelompok
yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut
sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu Madzab Hanafi, Syafi’i,
Maliki, dan Hanbali. (Ziyaadaat Ta’liiqaat hal. 23-24)
B.
Dalil
yang berkaitan dengan Aswaja
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنه
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : "إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ
تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى
ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً
قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ
وَأَصْحَابِي". (رواه الترمذي) وهو صحيح ومتواتر (فيض القدير, ج 2, ص 21)
Dari Abdullah bin Amr RA, bekata: "Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya umat Bani Isra'il terpecah belah menjadi tujuh puluh dua
golongan. Dan umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan,
semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang akan selamat." Para
sahabat bertanya: "Siapa satu golongan yang selamat itu wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab: "Golongan yang mengikuti ajaranku dan
ajaran sahabatku.“ (HR. Al-Tirmidzi).
Nahdlatul ulama adalah
organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan oleh para
ulama pesantren pada 16 rajab 1344 H/ 31 januari 1926 M di Surabaya.
pendirinya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim As’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah,
KH. Bisyri Syansuri, KH. Nawawie Sidogiri, KH. Ridwan Abdullah, dan lain-lain. Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya
ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal-jamaah dan mengikuti salah
satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis
dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat. (Anggaran Dasar NU Bab IV pasal 5)
BAB 2.
Tradisi NU
1. Tahlil
Kata
Ibn Taimiyyah:
Pahala Tahlil sampai kepada orang yang telah meninggal dunia
Pahala Tahlil sampai kepada orang yang telah meninggal dunia
وَسُئِلَ: عَمَّنْ "هَلَّلَ سَبْعِيْنَ
أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُوْنُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنَ
النَّارِ" حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ؟ أَمْ لاَ؟ وَاِذَا هَلَّلَ الْانْسَانُ
وَاَهْدَاهُ إِلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ
إِلَيْهِ ثَوَابُهُ اَمْ لَا؟ فَأَجَابَ: إِذَا هَلَّلَ الْاِنْسَانُ هَكَذَا:
سَبْعُوْنَ اَلْفًا اَوْ اَقَلَّ اَوْ اَكْثَرَ. وَاُهْدِيَتْ اِلَيْهِ نَفَعَهُ
اللهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيْثًا صَحِيْحًا وَلَا ضَعِيْفًا. وَاللهُ
أَعْلَمُ. (مجموع فتاوى ابن تيمية, 24/323).
“Syaikh Ibn Taimiyyah ditanya, tentang orang yang membaca tahlil
70.000 kali dan dihadiahkan kepada mayit,
agar diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka, apakah hal itu
berdasarkan hadits shahih atau tidak? Dan apabila seseorang membaca tahlil lalu
dihadiahkan kepada mayit, apakah pahalanya sampai atau tidak?” Syaikh Ibn
Taimiyyah menjawab, “Apabila seseorang membaca tahlil 70.000 kali baik lebih
atau kurang, lalu pahalanya dihadiahkan kepada mayit, maka hal tersebut
bermanfaat bagi mayit, dan ini bukan hadits shahih dan bukan hadits dha’if.
Wallahu a’lam.” (Majmu’ Fatawa
Ibn Taimiyyah, juz 24, hal. 323).
2. Selamatan Tujuh Hari Kematian
عَنْ
سُفْيَانَ قَالَ طَاوُوْسُ إِنَّ الْمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ
سَبْعًا فَكَانُوا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُّطْعَمَ عَنْهُمْ تِلْكَ الْاَيَّام
.
(رواه الإمام أحمد في كتاب الزهد, الحاوي للفتاوى, 2/178)
“Dari
Sufyan, berkata, “Imam Thawus berkata, “sesungguhnya orang yang meninggal akan
diuji di dalam kubur selama tujuh hari, oleh karena itu mereka (kaum salaf)
menganjurkan bersedekah makanan yang pahalanya untuk keluarga yang meninggal
selama tujuh hari tersebut.” (HR. al-Imam Ahmad dalam kitab al-Zuhud,
al-Hawii Lilfataawi juz 2, hal. 178)
3. Peringatan Maulid Nabi SAW
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ
فَلْيَفْرَحُوا... اْلاَ يَةَ (يونس :58)
“Katakanlah (hai Muhammad): Dengan karunia
Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergebira. “ (QS. Yunus : 58).
•
ومَا
اَرْسَلْنَاكَ اِلّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (الانبياء : 107)
“Aku mengutus engkau (Muhammad) hanyalah
sebagai rahmat bagi sekalian alam.” (QS. Al-Anbiya’ : 107)
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِيِّ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ
وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم, 1977).
“Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari, bahwa Rasulullah pernah
ditanya tentang puasa hari Senin. Maka
beliau menjawab, “Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim)
4. Sayyidina Umar mentradisikan
tarawih dua puluh rakaat
عَنْ يَزِيْدَ بْنِ خُصَيْفَةَ عَنِ السَّائِبِ
بْنِ يَزِيْدَ، قَالَ: كَانُوْا يَقُوْمُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرِ بْنِ الْخَطَّابِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي رَمَضَانَ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً (السنن الكبرى، ج2 ص
496)
“Dari yazid bin Khushaifah, dari al-Sa’ib bin Yazid dia berkata bahwa: “Kaum muslimin pada
masa ‘Umar melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan dua puluh raka’at” (Al-Sunanu al-Kubra, juz II, hal.492)
5. Anjuran ziarah kubur (menyekar)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا (رواه ومسلم، رقم 594)
“Rasulullah SAW bersabda: aku pernah melarang kalian
berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah” (HR. Muslim [594])
قَالَ اِبْنُ حَزَمٍ اِنَّ زِيَارَةَ
الْقُبُوْرِ وَاجِبَةٌ وَلَوْ مَرَّةً وَاحِدَةً فِى الْعُمْرِ لِوُرُوْدِ
اْلاَمْرِ بِهِ (العسقلانى، فتح البارى، ج 3 ص 188)
Kata Ibn Hazm
wajib ziarah kubur walaupun sekali seumur hidup, karena adanya perintah tentang
hal itu. (Fathul Bari juz 3 hal 188)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَال زَارَ النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ (رواه مسلم
رقم 2304)
“Dari Abi
Hurairah, berkata bahwa Rasulullah SAW
berziarah ke pesarean ibundanya dan beliau menangis serta membuat orang di
sekitarnya menangis” (HR. Muslim [2304])
6. Tawasul dan
Istighatsah
a. Definisi Tawasul
طَلَبُ حُصُوْلِ مَنْفَعَةٍ أَوْ انْدِفَاعِ
مَضَرَّةٍ مِنَ اللهِ بِذِكْرِ اسْمِ نَبِيِّ أَوْ وَلِيٍّ إِكْرَامًا
لِلْمُتُوُسَّلِ بِهِ (العبدري, الشرح القويم, ص 378)
“Memohon datangnya manfaat
(kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan
menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh
Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا
فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS.
Al-Maidah: 35)
b.
Definisi Istigasah
Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta
pertolongannya.
Pada hakekatnya memanggil nama seseorang untuk meminta
pertolongannya adalah hal yang diperbolehkan selama ia seorang Muslim, Mukmin,
Shalih dan diyakini mempunyai manzilah di sisi Allah swt, tak pula terikat ia
masih hidup atau telah wafat.
Rasul Saw memperbolehkan Istighatsah, sebagaimana hadits
beliau saw “sungguh matahari mendekat di hari kiamat hingga keringat sampai
setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka beristighatsah
(memanggil nama untuk minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah
kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka
beristighatsah kepada Muhammad Saw” (Shahih
Bukhari hadits No.1405), juga banyak terdapat hadits serupa
pada Shahih Muslim hadits No.194, Shahih Bukhari hadits No.3162, 3182, 4435.
Dan masih banyak lagi tradisi NU yang belum bisa saya sampaikan
disini .
BAB 3 Firqoh-Firqoh
Yang Menyimpang dari Ajaran Islam
Dalam kesempatan ini saya hanya menyampaikan beberapa firqoh yang sedang
gencar gencarnya menyerang NU, Siapa
mereka? dan Dimana kesalahan mereka? Saya akan mengkaji secara ringkas:
1.
Syi,ah
Definisi Syi’ah Menurut Istilah:
Syaikh al-Mufid, seorang ulama Syi’ah abad ke 5 H berkata:
Syaikh al-Mufid, seorang ulama Syi’ah abad ke 5 H berkata:
الشِّيْعَةُ أَتْبَاعُ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عليه السلام
عَلَى سَبِيْلِ الْوَلاَءِ وَالاِعْتِقَادِ بِإِمَامَتِهِ بَعْدَ الرَّسُولِ صلى
الله عليه واله
َ بِلا َفصْلٍ,وَنَفْيِ الاِمامَةِ عَمَّنْ
تَقَدَّمَهُ فِي مَقَامِ الخِلاَفَةِ, وَجَعَلَهُ فِي الاِعْتِقَادِ مَتْبُوْعًا
لَهُ غَيْرَ تَابِعٍ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ عَلىَ وَجْهِ الاِقْتِدَاءِ (اوائل
المقالات : 2-4)
Syi’ah adalah pengikut Amirul Mukminin (Ali bin Abi
Thalib) AS atas dasar mencintai dan meyakini
kepemimpinannya sesudah Rasul SAW tanpa terputus (oleh orang
lain). Tidak mengakui kepemimpinan (imamah) orang
sebelumnya (Ali) sebagai pewaris kedudukan khalifah dan hanya meyakini Ali
sebagai pemimpin, bukan mengikuti salah satu dari orang-orang sebelumnya (Abu
Bakar, Umar dan Utsman).” (al-Mufid, Awa’il al-Maqaalaat, hal. 2-4).
a.
Rukun Islam Sunnah-Syiah
عَنْ أَبِي جَعْفَرَ (ع) قَالَ: بُنِيَ
اْلإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةِ أَشياءَ عَلَى الصَّلاَةِ وَالزكَاةِ والحَجِّ والصَّوْمِ
وَالْوِلاَيَةِ قَالَ زُرَارَةُ قُلْتُ: وَأَيُّ شَىءٍ مِنْ ذَلِكَ أفْضَلُ؟
فَقَالَ: الْوِلاَيَةُ أَفْضَلُ.[ الكافي (2/ 18)
Rukun Islam (Sunnah) ada 5 :1.Syahadatain 2.Shalat 3.Puasa 4.Zakat 5.Haji
Rukun Islam (Syiah) ada 5: 1.Shalat 2.Puasa 3.Zakat 4.Haji 5.Wilayah (hanya
mengakui kepemimpinan
Ali dan anak cucunya
b.
Rukun Iman Sunnah-Syiah
Rukun Iman (Sunnah) Ada 6 ;
1. Imam Kepada
Allah 2. Para
Malaikat-Nya
3.Kitab-Kitab-Nya 4.Para
Rasul-Nya
5.Hari Akhir 6.Qadha’ Dan
Qadar
Rukun Iman (Syiah) Ada 5; 1.Al-Tauhid 2.Al-Nubuwwah 3.Al-Imamah 4.Al-’Adlu
(Keadilan) 5.Al-Ma’aad (Akhirat)
c.
Aqidah-Aqidah
Syi’ah Yang Sesat
·
Ulama Syi’ah: Mengkafirkan Seluruh
Sahabat
·
Ulama Syi’ah Mengkafirkan Seluruh
Umat Islam
·
Muhammad Baqir al-Majlisi (Ulama
Syiah), berkata dalam kitabnya Bihar al-Anwar al-Jami’ li-Durar Akhbar
al-Aimmat al-Athhar, juz 101, hal. 85, bahwa umat Islam yang wuquf di Arofah
itu anak zina, sedangkan yang wukuf di Karbala, anak suci.
·
Yusuf al-Bahrani (Ulama Syiah),
menjelaskan dalam kitabnya, al-Hadaiq al-Nadhirah fi Ahkam al-’Itrah
al-Thohirah, hal. 136, bahwa orang yang tidak ikut Syiah adalah bukan Muslim
sedikit pun dan termasuk kafir.
·
Al-Qummi (Ulama Syiah) dalam
mukaddimah Tafsir-nya, hal. 79, menegaskan bahwa ayat-ayat al-Qur’an ada yang
dirubah, ada yang tidak sesuai dengan ayat aslinya seperti ketika diturunkan
oleh Allah
·
ULAMA SYIAH:MENGHUJAT AL-QUR’AN AL-KARIM
·
Membaca al-Qur’an
Sekedar Taqiyyah
·
Arti
Taqiyyah Menurut al-Mufid (ulama syi’ah):
·
التَّقِيَّةُ
كِتْمَانُ الْحَقِّ وَسَتْرُ الإِعْتِقَادِ فِيْهِ ومُكَاتَمَةُ الْمُخَالِفِيْنَ
وَتَرْكُ مُظَاهَرَتِهِمْ بِمَا يَعْقِبُ ضَرَرًا فِي الدِّيْنِ أَوِ الدُّنْيَا.(شرحعقائدالصدوق,
ص 261).
·
Taqiyyah adalah menyimpan kebenaran dan menyembunyikan
keyakinan, serta merahasiakannya terhadap orang-orang yang tidak akan se-akidah dan tidak minta
bantuan mereka dalam hal-hal yang dapat mengakibatkan bahaya, baik dalam urusan
agama maupun keduniaan. (Syarh Aqoidi
Shoduq, Hal 261)
عن أبى عبد لله (ع) أَنَّ تِسْعَةَ أَعْشَارِ
الدِّيْنَ فِي التَّقِيَّةِ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ تَقِيَّةَ لَهُ (الكافي: 2/
217)
Sesungguhnya sembilan dari sepuluh ( 90 % ) agama berada dalam taqiyyah, barang siapa
yang tidak bersedia menggunakan taqiyyah berarti tidak beragama (Ushul kafi,
juz 2 hal. 217)
·
Ibn Babawayh (Ulama Syiah), menjelaskan
dalam kitabnya, al-I’tiqadat, hal.
114, bahwa orang yang meninggalan taqiyyah sama dengan meninggalkan shalat
·
Hukum Nikah Mut’ah
Versi Syi’ah
قال
ابو عبد الله عليه السلام : وَمُنْكِرُ المُتْعَةِ كاَفِرٌ مُرْتَدٌّ (منهج
الصادقين للكاشاني, 356).
Abu
Abdillah berkata, “Orang yang mengingkari mut’ah adalah kafir dan murtad.”
(Manhaj al-Shadiqin, hal. 356).
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ تَمَتَّعَ مِنْ امْرَأَةٍ مُؤْمِنَةٍ
فَكأنَّهُ زَارَ الكَعبَةَ سَبعِينَ مَرَّةً. (رسالة المتعة للمجلسي : 16).
·
Sabda Rasulullah
SAW, “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan wanita mukminah maka dia akan
mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berziarah ke Ka’bah sebanyak 70
kali.” (Risalat al-Mut’ah lil Majlisi, hal. 16).
·
Ayatullah Khumaini (Ulama Syiah), menjelaskan dalam
kitabnya, Tahrir al-Wasilah, juz 2 hal. 241, bahwa boleh melakukan pratek anal
sex dengan istri. Bahkan menurut Khumaini, nikah mut’ah boleh dilakukan dengan
bayi yang masih menetek.
·
AYATULLAH KHUMAINI (ULAMA SYIAH):
IMAM SYIAH LEBIH TINGGI DERAJADNYA DARI PARA NABI
IMAM SYIAH LEBIH TINGGI DERAJADNYA DARI PARA NABI
Sesungguhnya
Imam mempunyai kedudukan yang terpuji, derajat yang mulia dan kepemimpinan
mendunia, di mana seisi alam ini tunduk di bawah wilayah dan kekuasaannya. Dan
termasuk hal yang pasti adalah bahwa para Imam kita mempunyai kedudukan yang
tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin atau pun nabi yang diutus... (Ayatullah Khumaini, al-Hukumat
al-Islamiyyah, hal. 52)
2.
Bahaya Hizbut
Tahrir
Hizbut
Tahrir didirikan pada tahun 1952 M, dengan aktifitas menerbitkan buku-buku dan
brosur sebagai sumber ajaran dari hizbut tahrir. Pendiri hizbut tahrir
berpindah-pindah dari Yordania, Syiria, dan lebanon. Namun wafatnya Sang
Pendiri itu di Bairut.
Ideologi Hizbut Tahrir
a.
Mengingkari Qadha’ dan Qadar
Perbuatan Manusia Tidak Ada Hubungannya Dengan Qadha’ dan Qadar Allah
b.
Kemakshuman Para
Nabi
Konsep ‘Ishmah Para Nabi
setelah diangkat menjadi Nabi
إلا أن
هذه العصمة (عن كل ما يسمى معصية) للأنبياء والرسل انما تكون بعد أن يصبح نبيا أو
رسولا بالوحي إليه. أما قبل النبوة والرسالة فإنه يجوز عليهم ما يجوز على سائر
البشر، لأن العصمة هي للنبوة والرسالة. (النبهاني: الشخصية الاسلامية 1/133).
Hanya
saja keterjagaan para nabi dan rasul itu terjadi sesudah mereka menjadi para nabi
atau rasul dengan memperoleh
wahyu. Adapun sebelum menjadi nabi dan rasul, maka sesungguhnya bagi
mereka boleh terjadi perbuatan yang
terjadi pada manusia biasa karena keterjagaan itu hanya bagi kenabian dan
karasulan.
c.
Berjabat tangan dengan Wanita Ajnabiyah BOLEH
d.
Pengingkaran Siksa Kubur
e.
Mencium
Wanita Yang Bukan Isteri , menonton pornografi boleh
f.
Menurut Hizbut Tahrir
Awal dari segala perjuangan ialah merebut kekuasaan, kemudian mengganti sistem kenegaraan yang sekuler menjadi sistem
khilafah, kemudian
memperbaiki masyarakat melalui mesin kekuasaan.Top Down
Menurut para Ulama NU
Perjuangan dimulai dari
masyarakat, dengan menyelenggarakan pendidikan keagamaan (madrasah, pondok pesantren, pengajian) baik secara ilmiah maupun
amaliyah, sehingga terwujud kesalehan individu menuju kesalehan sosial. Buttom up
·
Dll
Kesimpulan
Dalam
menghadapi merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah Ahlussunnah
dengan klaim sebagai Ahlussunnah hal hal / langkah langkah yang harus
kita lakukan antara lain sebagai
berikut.
LANGKAH 1 :
BACK TO MASJID & HARUS TERUS BERSABAR SAAT UJIAN
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ) (سورة البقرة: 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',
LANGKAH 2 TARBIYAH
ISLAMI
•
Belajar Di Pesantren
•
Menghadiri Majelis Taklim
•
Madrasah Diniyah Dll
LANGKAH 3. BERJAMAAH
Agama ini
adalah siyasah (politik) dan ijtima’ (persatuan), yang menyeru
kepada akhlak yang terpuji dan ukhuwwah imaniyah (persaudaraan atas
dasar keimanan), yang menghimpun kaum muslimin dan menyatukan mereka
sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla
:
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
”Berpegangteguhlah kamu semua kepada tali
(agama) Alloh dan janganlah berpecah belah.”
Langkah 4. Peningkatan
Peran Pemuda dan masyarakat dalam
Kebangkitan Umat
Langkah 5.Harus Berdakwah.
Firman-Nya Jalla wa ’Ala :
ادْعُ
إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik.” (QS an-Nahl : 125
Langkah 6. dzikrullah ,DZIKRUL MAUT, dan
banyak berdoa .
Jika setiap Kader NU memiliki
semangat juang untuk menegakkan ASWAJA dalam dirinya sendiri dan
Mendakwahkan aswaja Isyaalah NU memiliki
kekuatan yang luar biasa dalam menegakkan aswaja dalam kehidupan beragama dan
bernegara .
Khatimah / Penutup
Al hamdulilah Dengan
terselesainya makalah ini
,Kebodohan, kelemahan dan kekurangan adalah
milik penyusun /
penulis tetapi Allahlah Yang Maha perkasa dan Maha mengetahui .
Saya memohon kepada Alloh Azza wa Jalla agar
memberikan taufiq-Nya kepada kita semua agar berdakwah dengan cara yang baik,
dan agar Alloh meluruskan hati dan amal-amal kita serta menganugerahkan kepada
kita pemahaman di dalam agama dan komitmen di atasnya. Semoga Alloh menjadikan
kita termasuk orang yang mendapatkan petunjuk lagi menunjuki dan orang yang
shalih lagi membenahi, sesungguhnya Ia adalah Maha Mulia lagi Maha Tinggi, yang
Maha Berkuasa lagi Maha Mulia.
وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله
نبينا محمد، وعلى آله وأصحابه، وأتباعه بإحسان إلى يوم الدين.
Semoga shalawat,
salam dan keberkahan senantiasa tercurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya,
Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang baik
hingga hari kiamat. AMIIN
Daftar Pustaka :
1.
Addusshomad,KH
Muhyidin ,Khalista ,LTNU jawa timur .”Hujah NU Aqidah , amaliah ,tradisi
2. Almusawa,Habib Munzir ,Penerbit, Majelis Rasulullah Saw”
2009”MENITI KESEMPURNAAN IMAN”
3. Al-Hilali, Syaikh dan Usamah Salim ,bin Ied
4.
Alih
Bahasa & Catatan Kaki : Abu Salma bin Burhan at-Tirnatiy 2nd Publication : 1428, Shofar 29/2007, Maret
19”Kumpulan buku tentang Hakikat Hizbut tahrir &
Tokohnya
5. Addusshomad,KH Muhyidin “ Kumpulan
Makalah Aswaja dalam acara silaturrohim d’ai- da’iyah se PC NU Jember .
6.
Dan catatan penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar