Selasa, 03 Juli 2012

FOTO KEGIATAN RANTING FATAYAT AMBULU

SAMBUTAN KETUA FATAYAT RANTING NU 

AMBULU KOTA

pengisi  acara  dari TK  KAUMAN
keluarga besar fatayat dan muslimat mendengar tausiyah KH ALI MUNTHOHAR
farah dan temnannya
SITI HABIBAH AHMAD

MAKALAH : PEMANTAPAN AQIDAH ASWAJA . OLEH SITI HABIBAH


PEMANTAPAN AQIDAH ASWAJA  AN NAHDLIYAH DALAM MENGHADAPI   MEREBAKNYA PAHAM-PAHAM YANG BERSEBERANGAN  DENGAN AQIDAH                AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH                                                                                                                                                         








Disampaikan dalam acara
PELATIHAN ASWAJA
 FATAYAT NU ANCAB AMBULU


Oleh: Siti Habiba



Di Aula MWC NU Ambulu
Ahad, 15 April 2012
 

PEMANTAPAN AQIDAH ASWAJA ANNAHDLIYAH                            DALAM MENGHADAPI   MEREBAKNYA PAHAM-PAHAM YANG BERSEBERANGAN  DENGAN AQIDAH                AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH                                                                                                                                                         Oleh : Siti Habibah
IFTITAH / PEMBUKAAN
            Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. Seiring dengan merebaknya berbagai paham yang menyimpang  di kalangan masyarakat kita, seperti tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), takfir  pengkafiran) tanpa alasan, penolakan dan pengingkaran terhadap empat madzhab dan lain-lain, maka  pemahaman dan pengajaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah harus  kembali ditekankan. Karena aqidah ini adalah aqidah mayoritas umat  Islam, dari masa Rasulullah hingga kini, aqidah golongan yang selamat (al Firqah an-Najiyah). Karena itulah para ulama empat madzhab menulis berbagai karya, dari mulai tulisan mukhtasharat (ringkasan)  hingga muthawwalat (buku-buku besar) dalam menerangkan aqidah Ahlussunnah hingga sampailah pada kita.                                                  
        Aqidah sunniyyah adalah aqidah yang telah disepakati kebenarannya oleh segenap kaum muslimin di seluruh penjuru bumi. Aqidah inilah aqidah yang telah dibawa oleh Rasulullah dan para sahabat. Aqidah ini kemudian dijelaskan kembali berikut dengan dalil dalil naqli dan aqli serta bantahan terhadap golongan-golongan yang  menyempal atau mengingkari  oleh dua imam besar; al Imam Abu al Hasan al Asy’ari dan Al Imam Abu Manshur al Maturidi -semoga Allah meridlai keduanya-. Akhirnya pada awal abad IV H Ahlussunnah dikenal dengan nama baru al Asya’irah dan al Maturidiyyah. Mereka adalah mayoritas umat yang tergabung dalam pengikut madzhab empat.                                                           
       Sesuatu yang patut disayangkan adalah merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah  Ahlussunnah  dengan klaim sebagai Ahlussunnah. Seperti paham yang  mengatakan bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy atau Kursi (sebagian mereka menyatakan di langit), mengharamkan ziarah kubur, memusyrikkan orang yang  bertawassul, menyatakan semua bid’ah (hal yang tidak disebut secara eksplisit dalam al Qur’an dan Sunnah) adalah sesat, dan banyak hal lainnya. Bahkan pada kurun terakhir ini telah timbul paham baru – mengikut paham salah satu sub sekte Khawarij– yang mengkafirkan penduduk suatu negara yang tidak memakai syariat Islam. Mereka mengkafirkan semua orang, baik yang duduk dalam pemerintahan negara tersebut maupun rakyat  biasa. Paham-paham inilah yang mulai merebak di masyarakat kita. Paham-paham yang jelas-jelas menyalahi apa yang telah disepakati oleh Ahlussunnah Wal Jama’ah.
         Saya berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun naskah ini ,karena keterbatasan yang da bila ada kekurangan hanya  kata maaflah yang bisa saya sampaikan.   Semoga makalah ini menjadi penawar bagi kegelisahan– kegelisahan bagi keluarga besar FATAYAT NU dan  keluarga besar NU se kecamatan Ambulu.. Makalah ini adalah Ringkasan   tentang  Ahlussunnah Wal Jama’ah dan Hujah Nahdlatul Ulama’ merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah Ahlussunnah dengan klaim sebagai Ahlussunnah. Semoga  Ahlussunnah Wal Jama’ah yang secara berkesinambungan diwarisi oleh masyarakat  muslim Indonesia dari generasi ke generasi.




BAB 1.
Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah

A.   Siapakah Ahlussunnah Wal-Jama’ah

أَمَّا اَهْلُ السُّنَّةِ فَهُمْ أَهْلُ التَّفْسِيْرِ وَالْحَدِيْثِ وَالْفِقْهِ فَإِنَّهُمْ الْمُهْتَدُوْنَ الْمَتَمَسِّكُوْنَ بِسُنَّةِ النَّبِيِّ
وَالْخُلَفَاءِ بَعْدَهُ الرَّاشِدِيْنَ وَهُم ُ الطَّائِفَةُ النَّاجِيَةُ. قَالُوا وَقَدْ اجتَمَعَتِ الْيَوْمَ فيِ مَذَاهِبَ أَرْبَعَةٍ الْحَنَفِيُّوْنَ وَالشَّافِعِيُّوْنَ وَالْمَالِكِيُّوْنَ وَالْحَنْبَلِيُّوْنَ. (زيادات تعليقات, ص 23-24)

           Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqh. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin sesudahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat (al-firqah al-najiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu Madzab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali. (Ziyaadaat Ta’liiqaat hal. 23-24)
B.   Dalil yang berkaitan dengan Aswaja
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : "إِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي". (رواه الترمذي) وهو صحيح ومتواتر (فيض القدير, ج 2, ص 21)
Dari Abdullah bin Amr RA, bekata: "Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya umat Bani Isra'il terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang akan selamat." Para sahabat bertanya: "Siapa satu golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran sahabatku.“ (HR. Al-Tirmidzi).
                    Nahdlatul ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan  oleh para  ulama pesantren pada 16 rajab 1344 H/ 31 januari 1926 M di Surabaya. pendirinya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim As’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisyri Syansuri, KH. Nawawie Sidogiri, KH. Ridwan Abdullah, dan lain-lain.  Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal-jamaah dan mengikuti salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.  (Anggaran Dasar NU Bab IV pasal 5)



BAB 2.
Tradisi NU
1.    Tahlil
Kata Ibn Taimiyyah:
Pahala Tahlil sampai kepada orang yang telah meninggal dunia
وَسُئِلَ: عَمَّنْ "هَلَّلَ سَبْعِيْنَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُوْنُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنَ النَّارِ" حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ؟ أَمْ لاَ؟ وَاِذَا هَلَّلَ الْانْسَانُ وَاَهْدَاهُ إِلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إِلَيْهِ ثَوَابُهُ اَمْ لَا؟ فَأَجَابَ: إِذَا هَلَّلَ الْاِنْسَانُ هَكَذَا: سَبْعُوْنَ اَلْفًا اَوْ اَقَلَّ اَوْ اَكْثَرَ. وَاُهْدِيَتْ اِلَيْهِ نَفَعَهُ اللهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيْثًا صَحِيْحًا وَلَا ضَعِيْفًا. وَاللهُ أَعْلَمُ. (مجموع فتاوى ابن تيمية, 24/323).
“Syaikh Ibn Taimiyyah ditanya, tentang orang yang membaca tahlil 70.000 kali dan dihadiahkan kepada mayit,  agar diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka, apakah hal itu berdasarkan hadits shahih atau tidak? Dan apabila seseorang membaca tahlil lalu dihadiahkan kepada mayit, apakah pahalanya sampai atau tidak?” Syaikh Ibn Taimiyyah menjawab, “Apabila seseorang membaca tahlil 70.000 kali baik lebih atau kurang, lalu pahalanya dihadiahkan kepada mayit, maka hal tersebut bermanfaat bagi mayit, dan ini bukan hadits shahih dan bukan hadits dha’if. Wallahu a’lam.” (Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyyah, juz 24, hal. 323).


2.      Selamatan Tujuh Hari Kematian
عَنْ سُفْيَانَ قَالَ طَاوُوْسُ إِنَّ الْمَوْتَى يُفْتَنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوا يَسْتَحِبُّوْنَ أَنْ يُّطْعَمَ عَنْهُمْ تِلْكَ الْاَيَّام
. (رواه الإمام أحمد في كتاب الزهد, الحاوي للفتاوى, 2/178)
“Dari Sufyan, berkata, “Imam Thawus berkata, “sesungguhnya orang yang meninggal akan diuji di dalam kubur selama tujuh hari, oleh karena itu mereka (kaum salaf) menganjurkan bersedekah makanan yang pahalanya untuk keluarga yang meninggal selama tujuh hari tersebut.” (HR. al-Imam Ahmad dalam kitab al-Zuhud, al-Hawii Lilfataawi juz 2, hal. 178)
3.      Peringatan Maulid Nabi SAW

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا... اْلاَ يَةَ (يونس :58)
     “Katakanlah (hai Muhammad): Dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergebira. “ (QS. Yunus : 58).
      ومَا اَرْسَلْنَاكَ اِلّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (الانبياء : 107)
“Aku mengutus engkau (Muhammad) hanyalah sebagai rahmat bagi sekalian alam.                                     (QS. Al-Anbiya’ : 107)
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. (رواه مسلم, 1977).
    “Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang   puasa hari Senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu  diturunkan kepadaku.”  (HR. Muslim)

4.      Sayyidina Umar mentradisikan tarawih dua puluh rakaat

عَنْ يَزِيْدَ بْنِ خُصَيْفَةَ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ، قَالَ: كَانُوْا يَقُوْمُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرِ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي رَمَضَانَ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً (السنن الكبرى، ج2 ص 496)
    “Dari yazid bin Khushaifah, dari al-Saib bin Yazid dia berkata bahwa: “Kaum muslimin pada masa Umar melakukan shalat tarawih di bulan Ramadhan dua puluh rakaat”                                            (Al-Sunanu al-Kubra, juz II, hal.492)

5.      Anjuran ziarah kubur (menyekar)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا (رواه ومسلم، رقم 594)
    “Rasulullah SAW bersabda: aku pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah” (HR. Muslim [594])

قَالَ اِبْنُ حَزَمٍ اِنَّ زِيَارَةَ الْقُبُوْرِ وَاجِبَةٌ وَلَوْ مَرَّةً وَاحِدَةً فِى الْعُمْرِ لِوُرُوْدِ اْلاَمْرِ بِهِ (العسقلانى، فتح البارى، ج 3 ص 188)
     Kata Ibn Hazm wajib ziarah kubur walaupun sekali seumur hidup, karena adanya perintah tentang hal itu. (Fathul Bari juz 3 hal 188)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَال زَارَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ (رواه مسلم رقم 2304)
  “Dari Abi Hurairah, berkata bahwa Rasulullah SAW berziarah ke pesarean ibundanya dan beliau menangis serta membuat orang di sekitarnya menangis” (HR. Muslim [2304])

6.      Tawasul dan Istighatsah
a.       Definisi Tawasul
طَلَبُ حُصُوْلِ مَنْفَعَةٍ أَوْ انْدِفَاعِ مَضَرَّةٍ مِنَ اللهِ بِذِكْرِ اسْمِ نَبِيِّ أَوْ وَلِيٍّ إِكْرَامًا لِلْمُتُوُسَّلِ بِهِ (العبدري, الشرح القويم, ص 378)
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Maidah: 35)


b.      Definisi Istigasah
           Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya.
Pada hakekatnya memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya adalah hal yang diperbolehkan selama ia seorang Muslim, Mukmin, Shalih dan diyakini mempunyai manzilah di sisi Allah swt, tak pula terikat ia masih hidup atau telah wafat.


Rasul Saw memperbolehkan Istighatsah, sebagaimana hadits beliau saw “sungguh matahari mendekat di hari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka beristighatsah (memanggil nama untuk minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad Saw” (Shahih Bukhari hadits No.1405), juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits No.194, Shahih Bukhari hadits No.3162, 3182, 4435.


Dan masih banyak lagi tradisi NU yang belum bisa saya sampaikan disini .





BAB 3                                                                                                                               Firqoh-Firqoh Yang Menyimpang dari     Ajaran Islam
        Dalam kesempatan ini saya hanya menyampaikan beberapa firqoh yang sedang gencar   gencarnya menyerang NU, Siapa mereka? dan Dimana kesalahan mereka? Saya akan mengkaji secara ringkas:

1.      Syi,ah
Definisi Syi’ah Menurut Istilah:
Syaikh al-Mufid, seorang ulama Syi’ah abad ke 5 H berkata:
الشِّيْعَةُ أَتْبَاعُ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِيْنَ عليه السلام عَلَى سَبِيْلِ الْوَلاَءِ وَالاِعْتِقَادِ بِإِمَامَتِهِ بَعْدَ الرَّسُولِ صلى الله عليه واله
 َ بِلا َفصْلٍ,وَنَفْيِ الاِمامَةِ عَمَّنْ تَقَدَّمَهُ فِي مَقَامِ الخِلاَفَةِ, وَجَعَلَهُ فِي الاِعْتِقَادِ مَتْبُوْعًا لَهُ غَيْرَ تَابِعٍ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ عَلىَ وَجْهِ الاِقْتِدَاءِ (اوائل المقالات : 2-4)

 Syi’ah adalah pengikut Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) AS atas dasar mencintai dan meyakini kepemimpinannya sesudah Rasul SAW tanpa terputus (oleh orang lain). Tidak mengakui kepemimpinan (imamah) orang sebelumnya (Ali) sebagai pewaris kedudukan khalifah dan hanya meyakini Ali sebagai pemimpin, bukan mengikuti salah satu dari orang-orang sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan Utsman).” (al-Mufid, Awa’il al-Maqaalaat, hal. 2-4).



a.           Rukun Islam Sunnah-Syiah
عَنْ أَبِي جَعْفَرَ (ع) قَالَ: بُنِيَ اْلإِسْلَامُ عَلَى خَمْسَةِ أَشياءَ عَلَى الصَّلاَةِ وَالزكَاةِ والحَجِّ والصَّوْمِ وَالْوِلاَيَةِ قَالَ زُرَارَةُ قُلْتُ: وَأَيُّ شَىءٍ مِنْ ذَلِكَ أفْضَلُ؟ فَقَالَ: الْوِلاَيَةُ أَفْضَلُ.[ الكافي (2/ 18)
Rukun Islam (Sunnah) ada 5 :1.Syahadatain   2.Shalat   3.Puasa 4.Zakat 5.Haji
Rukun Islam (Syiah) ada 5: 1.Shalat  2.Puasa  3.Zakat 4.Haji 5.Wilayah (hanya mengakui kepemimpinan Ali dan anak cucunya

b.                Rukun Iman Sunnah-Syiah
Rukun Iman (Sunnah) Ada 6 ;
            1. Imam Kepada Allah   2. Para Malaikat-Nya
3.Kitab-Kitab-Nya  4.Para Rasul-Nya  5.Hari Akhir   6.Qadha’ Dan Qadar
                       Rukun Iman (Syiah) Ada 5;                                                                                 1.Al-Tauhid  2.Al-Nubuwwah  3.Al-Imamah  4.Al-’Adlu (Keadilan)  5.Al-Ma’aad (Akhirat)

c.           Aqidah-Aqidah Syi’ah Yang Sesat
·         Ulama Syiah: Mengkafirkan Seluruh Sahabat
·         Ulama Syiah Mengkafirkan Seluruh Umat Islam
·         Muhammad Baqir al-Majlisi (Ulama Syiah), berkata dalam kitabnya Bihar al-Anwar al-Jami’ li-Durar Akhbar al-Aimmat al-Athhar, juz 101, hal. 85, bahwa umat Islam yang wuquf di Arofah itu anak zina, sedangkan yang wukuf di Karbala, anak suci.
·         Yusuf al-Bahrani (Ulama Syiah), menjelaskan dalam kitabnya, al-Hadaiq al-Nadhirah fi Ahkam al-’Itrah al-Thohirah, hal. 136, bahwa orang yang tidak ikut Syiah adalah bukan Muslim sedikit pun dan termasuk kafir.
·         Al-Qummi (Ulama Syiah) dalam mukaddimah Tafsir-nya, hal. 79, menegaskan bahwa ayat-ayat al-Qur’an ada yang dirubah, ada yang tidak sesuai dengan ayat aslinya seperti ketika diturunkan oleh Allah
·         ULAMA SYIAH:MENGHUJAT AL-QUR’AN AL-KARIM
·         Membaca  al-Qur’an  Sekedar  Taqiyyah
·         Arti Taqiyyah Menurut al-Mufid (ulama syi’ah):
·         التَّقِيَّةُ كِتْمَانُ الْحَقِّ وَسَتْرُ الإِعْتِقَادِ فِيْهِ ومُكَاتَمَةُ الْمُخَالِفِيْنَ وَتَرْكُ مُظَاهَرَتِهِمْ بِمَا يَعْقِبُ ضَرَرًا فِي الدِّيْنِ أَوِ الدُّنْيَا.(شرحعقائدالصدوق, ص 261).
·         Taqiyyah adalah menyimpan kebenaran dan menyembunyikan keyakinan, serta merahasiakannya terhadap orang-orang yang tidak akan se-akidah dan tidak minta bantuan mereka dalam hal-hal yang dapat mengakibatkan bahaya, baik dalam urusan agama maupun keduniaan. (Syarh Aqoidi Shoduq, Hal 261)
عن أبى عبد لله (ع) أَنَّ تِسْعَةَ أَعْشَارِ الدِّيْنَ فِي التَّقِيَّةِ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ تَقِيَّةَ لَهُ (الكافي: 2/ 217)
Sesungguhnya sembilan dari  sepuluh  ( 90 % ) agama berada dalam taqiyyah, barang siapa yang tidak bersedia menggunakan taqiyyah berarti tidak beragama (Ushul kafi, juz 2 hal. 217)
·         Ibn Babawayh (Ulama Syiah), menjelaskan dalam kitabnya, al-I’tiqadat, hal. 114,  bahwa orang yang meninggalan taqiyyah sama dengan meninggalkan shalat




·         Hukum Nikah Mut’ah Versi Syi’ah
قال ابو عبد الله عليه السلام : وَمُنْكِرُ المُتْعَةِ كاَفِرٌ مُرْتَدٌّ (منهج الصادقين للكاشاني, 356).
Abu Abdillah berkata, “Orang yang mengingkari mut’ah adalah kafir dan murtad.” (Manhaj al-Shadiqin, hal. 356).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ تَمَتَّعَ مِنْ امْرَأَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَكأنَّهُ زَارَ الكَعبَةَ سَبعِينَ مَرَّةً. (رسالة المتعة للمجلسي : 16).
·         Sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan wanita mukminah maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berziarah ke Ka’bah sebanyak 70 kali.” (Risalat al-Mut’ah lil Majlisi, hal. 16).
·          Ayatullah Khumaini (Ulama Syiah), menjelaskan dalam kitabnya, Tahrir al-Wasilah, juz 2 hal. 241, bahwa boleh melakukan pratek anal sex dengan istri. Bahkan menurut Khumaini, nikah mut’ah boleh dilakukan dengan bayi yang masih menetek.
·         AYATULLAH KHUMAINI (ULAMA SYIAH):
IMAM SYIAH LEBIH TINGGI
DERAJADNYA DARI PARA NABI
Sesungguhnya Imam mempunyai kedudukan yang terpuji, derajat yang mulia dan kepemimpinan mendunia, di mana seisi alam ini tunduk di bawah wilayah dan kekuasaannya. Dan termasuk hal yang pasti adalah bahwa para Imam kita mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat muqarrabin atau pun nabi yang diutus... (Ayatullah Khumaini, al-Hukumat al-Islamiyyah, hal. 52)
2.    Bahaya Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1952 M, dengan aktifitas menerbitkan buku-buku dan brosur sebagai sumber ajaran dari hizbut tahrir. Pendiri hizbut tahrir berpindah-pindah dari Yordania, Syiria, dan lebanon. Namun wafatnya Sang Pendiri itu di Bairut.
Ideologi Hizbut Tahrir
a.       Mengingkari Qadha’ dan Qadar
Perbuatan Manusia Tidak Ada Hubungannya Dengan Qadha’ dan Qadar Allah
b.      Kemakshuman Para Nabi
Konsep ‘Ishmah Para Nabi setelah diangkat menjadi Nabi
إلا أن هذه العصمة (عن كل ما يسمى معصية) للأنبياء والرسل انما تكون بعد أن يصبح نبيا أو رسولا بالوحي إليه. أما قبل النبوة والرسالة فإنه يجوز عليهم ما يجوز على سائر البشر، لأن العصمة هي للنبوة والرسالة. (النبهاني: الشخصية الاسلامية 1/133).
          Hanya saja keterjagaan para nabi dan rasul itu terjadi sesudah mereka menjadi  para nabi  atau rasul  dengan memperoleh wahyu. Adapun sebelum menjadi nabi dan rasul, maka sesungguhnya bagi mereka  boleh terjadi perbuatan yang terjadi pada manusia biasa karena keterjagaan itu hanya bagi kenabian dan karasulan.

c.       Berjabat tangan  dengan Wanita Ajnabiyah BOLEH
d.      Pengingkaran Siksa Kubur
e.       Mencium Wanita Yang Bukan Isteri , menonton pornografi boleh
f.        Menurut Hizbut Tahrir
Awal dari segala perjuangan ialah merebut kekuasaan, kemudian mengganti sistem kenegaraan yang sekuler menjadi sistem khilafah, kemudian memperbaiki masyarakat melalui mesin kekuasaan.Top Down
Menurut para Ulama NU
Perjuangan dimulai dari masyarakat, dengan menyelenggarakan pendidikan keagamaan (madrasah, pondok pesantren, pengajian) baik secara ilmiah maupun amaliyah, sehingga terwujud kesalehan individu menuju kesalehan sosial. Buttom up
·         Dll


Kesimpulan

                Dalam menghadapi merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan aqidah  Ahlussunnah  dengan klaim sebagai Ahlussunnah hal hal / langkah langkah yang harus kita  lakukan antara lain sebagai berikut.
LANGKAH 1 :

BACK TO MASJID &  HARUS TERUS BERSABAR SAAT UJIAN
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ) (سورة البقرة: 45
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

LANGKAH  2 TARBIYAH ISLAMI
      Belajar Di Pesantren
      Menghadiri Majelis Taklim
      Madrasah Diniyah Dll

LANGKAH 3.  BERJAMAAH
    Agama ini adalah siyasah (politik) dan ijtima’ (persatuan), yang menyeru kepada akhlak yang terpuji dan ukhuwwah imaniyah (persaudaraan atas dasar keimanan), yang menghimpun kaum muslimin dan menyatukan mereka
sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Berpegangteguhlah kamu semua kepada tali (agama) Alloh dan janganlah berpecah belah.
Langkah  4. Peningkatan  Peran Pemuda dan masyarakat dalam Kebangkitan Umat

       Langkah  5.Harus Berdakwah.
Firman-Nya Jalla wa ’Ala :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl : 125
      Langkah 6. dzikrullah ,DZIKRUL MAUT, dan banyak berdoa .
Jika setiap Kader NU memiliki  semangat juang untuk menegakkan ASWAJA dalam dirinya sendiri dan Mendakwahkan aswaja Isyaalah NU  memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menegakkan aswaja dalam kehidupan beragama dan bernegara .

     
Khatimah / Penutup

           Al hamdulilah  Dengan  terselesainya  makalah ini ,Kebodohan, kelemahan dan kekurangan adalah
milik penyusun / penulis tetapi Allahlah Yang Maha perkasa dan Maha mengetahui .
          Saya memohon kepada Alloh Azza wa Jalla agar memberikan taufiq-Nya kepada kita semua agar berdakwah dengan cara yang baik, dan agar Alloh meluruskan hati dan amal-amal kita serta menganugerahkan kepada kita pemahaman di dalam agama dan komitmen di atasnya. Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang yang mendapatkan petunjuk lagi menunjuki dan orang yang shalih lagi membenahi, sesungguhnya Ia adalah Maha Mulia lagi Maha Tinggi, yang Maha Berkuasa lagi Maha Mulia.
وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد، وعلى آله وأصحابه، وأتباعه بإحسان إلى يوم الدين.
Semoga shalawat, salam dan keberkahan senantiasa tercurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang baik hingga hari kiamat. AMIIN




Daftar Pustaka :
1.      Addusshomad,KH Muhyidin ,Khalista ,LTNU jawa timur .”Hujah NU Aqidah , amaliah ,tradisi
2.      Almusawa,Habib Munzir  ,Penerbit, Majelis Rasulullah Saw” 2009”MENITI KESEMPURNAAN IMAN”
3.        Al-Hilali, Syaikh dan   Usamah Salim ,bin Ied
4.      Alih Bahasa & Catatan Kaki : Abu Salma bin Burhan at-Tirnatiy 2nd Publication : 1428, Shofar 29/2007, Maret 19”Kumpulan buku tentang Hakikat Hizbut tahrir & Tokohnya
5.      Addusshomad,KH Muhyidin “ Kumpulan Makalah Aswaja dalam        acara  silaturrohim d’ai- da’iyah  se PC NU Jember .
6.      Dan  catatan penulis